DISCLAIMER!
Review berikut adalah opini personal penulis. Pembaca diminta untuk jangan terlalu diambil hati karena ini adalah ditulis sesuai selera penulis. Mengutip lupa dari siapa:
Review atau ulasan adalah karya dalam bentuk tulisan atau lainnya yang berisi informasi, baik fakta maupun opini, dari yang membuatnya. Review merupakan karya subjektif, yaitu berisi informasi, baik fakta atau opini, milik pembuatnya, yang dibuat secara objektif, yaitu tanpa pengaruh pihak luar.
Blurb dan Sinopsis Cerpen Sumur
Sumur adalah cerita pendek karya Eka Kurniawan, nomine Man Booker International Prize 2016 dan peraih Prince Claus Laureate 2018. Cerita pendek ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris di antologi Tales of Two Planets dengan judul “The Well”, diterbitkan oleh Penguin Books pada 2020.
Plot dan Jalan Cerita Cerpen Sumur
Di sebuah desa di tengah hutan terpencil, hidup seorang pemuda bernama Toyib dan seorang gadis bernama Siti. Mereka tidak kenal satu sama lain, namun sebuah sumur menjadi tempat pertemuan dan kisah cinta mereka. Seiring dengan berjalannya waktu cinta Toyib dan Siti semakin membara, namun sebuah tragedi terjadi.
Suatu hari, terjadi kemarau panjang pada desa. Warga mengalami kesulitan untuk memperoleh air, apalagi pekerjaan mayoritas penduduk desa adalah petani. Ayah Toyib dan Siti terlibat pertikaian memperebutkan aliran air untuk kebun mereka masing-masing, namun nahas pertikaian tersebut berujung maut. Ayah Toyib karena gelap mata mengayunkan parang yang pada saat itu dibawa ke ayahnya Siti.
Akibatnya, ayah Siti mengalami luka tusuk dan meninggal. Kemudian, ayah Toyib ditangkap polisi dan masuk penjara. Hubungan kedua keluarga tersebut dibelah oleh jurang tragedi tersebut, juga hubungan Toyib dan Siti meski mereka masih saling mencintai.
Inilah kisah Toyib dan Siti. Kisah hidup mereka berdua, kisah keluarga mereka, dan kisah desa kelahiran mereka.
Review dan Ulasan Cerpen Sumur
Sebuah cerpen dan buku tertipis sejauh ini yang pernah gua baca. Uniknya, kemasan buku ini beda dengan buku-buku lainnya. Karena tipis, buku ini kemudian dijilid seperti buku tulis biasa yang menggunakan steples sebagai pengikatnya. Secara kualitas, masih seperti buku pada umumnya, novel, dengan bahan kertas bookpaper dan sampul art carton yang sudah menjadi standar buku. Untuk menambah khas dan uniknya, buku ini kemudian dikemas ke dalam sebuah amplop yang telah dicetak senada dengan desain sampul bukunya. Keren.... Suka banget.
Cerpennya sendiri cukup menarik perhatian dan seru. Lata belakang karakter yang lumayan lengkap. Konflik yang membuat penasaran. Juga isu yang bikin geli dan membuat pembaca merenung.
Sayang, penyelesaian ceritanya terburu-buru, tidak diekplorasi lagi dan menimbulkan banyak pertanyaan. Di sisi lain, ada lubang sana- sini pada ceritanya. Bisa dimaklumi karena ini cerpen dan juga merupakan terjemahan dari versi bahasa Inggrisnya (membuat gua penasaran dengan versi asli seperti apa), tapi mungkin bisa ditambah beberapa lembar dan paragraf lagi sehingga ceritanya lebih hidup dan tidak memberikan kesan yang membingungkan, terutama penutup cerita.
Baca juga: Review Novel Lelaki Harimau
N.B. Kalau saja kemasan amplop yang membungkus buku ini dibubuhi lilin segel di belakang amplop (walau gimmick) dengan magnet sebagai penguncinya. Nilai buku ini akan naik lagi, apalagi dijelaskan kalau buku ini hanya dicetak sekali saja. Kesan eksklusifnya akan tinggi sekali karena nggak semua orang akan punya. Rating cerpen Cerpen Sumur:
2 komentar