DISCLAIMER!
Review berikut adalah opini personal penulis. Pembaca diminta untuk jangan terlalu diambil hati karena ini adalah ditulis sesuai selera penulis. Mengutip lupa dari siapa:
Review atau ulasan adalah karya dalam bentuk tulisan atau lainnya yang berisi informasi, baik fakta maupun opini, dari yang membuatnya. Review merupakan karya subjektif, yaitu berisi informasi, baik fakta atau opini, milik pembuatnya, yang dibuat secara objektif, yaitu tanpa pengaruh pihak luar.
Blurb dan Sinopsis Novel Cintaku di Lockdown
Novel ini dibuat selama PPKM darurat alias lockdown di Jakarta diberlakukan akibat meningkatnya penyebaran Covid-19 pada pertengahan tahun 2021.
Lahir dari sebuah pertanyaan, bagaimana jika kau jatuh cinta di kala pandemi sedang mengamuk? Dan ketika kita masih dibatasi oleh lockdown.
Sebuah kisah kocak perjuangan seorang pemuda, bernama Duta yang berusaha untuk bertemu kembali dengan Icha, cinta pertamanya yang ditemui saat sedang mengantri vaksin.
Bagaimana cara Duta mencari seseorang yang wajah dan nama aslinya saja tidak dia ketahui? Bagaimana perjuangannya mencari cinta di tengah-tengah lockdown? Apa yang akan Duta lakukan jika seluruh alam semesta seakan-akan menghalang-halanginya bertemu kembali dengan pujaan hatinya?
Plot dan Jalan Cerita Novel Cintaku di Lockdown
Duta seorang mahasiswa yang tengah menjalani perkuliahan daring suatu hari bertemu dengan seorang gadis bernama Icha saat melaksanakan penyuntikan vaksin. Sejak saat itu, kisah perjuangan cinta Duta yang berombak-ombak pun dimulai.
Review dan Ulasan Novel Cintaku di Lockdown
Warna sampul bukunya cakep, menggambarkan kondisi dan latar cerita yaitu di saat pandemi. Di saat semua orang diharuskan memakai masker yang notabene umumnya memiliki warna yang sama. Tapi, ilustrasi sampulnya kurang menggambarkan isi buku.
Karakternya kuat. Punya latar kisah masing-masing dan karakternya berkembang sejalan dengan ceritanya. Tipikal kisah keluarga CINDO yang khas banget.
Narasi pada ceritanya juga oke, mendetail, dideskripsikan dengan baik. Penggambaran perasaan dan emosi karakter juga tersampaikan. Narasi oleh karakter, Duta, membuat kisah di buku terasa sebagai kisah yang 'diceritakan' dan bukan kisah yang 'dijelaskan'. Ibaratnya seperti dengar teman curhat tentang kisahnya dulu. Tapi, sayang, di akhir novel gaya narasinya mulai berubah 'dijelaskan', walaupun nggak sepenuhnya sih.
Plot cerita sederhana tapi kuat hingga akhir. Jalan cerita yang santai, mudah dipahami. Ada selingan lelucon-lelucon dan komedi receh yang menghibur. Aslinya, sebuah plot romansa yang klise tentang seorang anak muda yang menemukan cinta dan kehilangan cinta, kemudian berjuang untuk mencari kembali cinta yang hilang. Tapi, eksekusi ceritanya bagus. Pas.
Gua juga suka dengan macam-macam referensi yang dihadirkan dalam novel ini. Mulai dari musik, film, bahkan buku. Cukup banyak dan seru. Walaupun ada yang gua ketahui dan ada juga yang nggak, tapi malah bisa jadi fun fact atau trivia yang menyenangkan karena jadi nambah referensi.
Hanya saja, buku ini punya kekurangan yang sangat mendasar. Teknis penulisan dan pembuatan buku. Ada saltik, kata yang berulang, struktur kalimat yang ngaco, dan tata letak tulisan yang nggak karuan.
Sayang banget untuk buku yang menurut gua bagus, tapi nggak dilirik penerbit yang akhirnya penulis rilis mandiri, cetak juga mandiri. Bakal jadi novel TeenLit atau Metropop kece seandainya rilis dan diproduksi dengan baik.
Terakhir, gaya bahasanya (ini selera sih). Diceritakan dengan bahasa gaul kekinian, bahkan seperti ala Jaksel (Indonesia x Inggris) yang padahal latar cerita di Jakut (gua kudet juga sih budaya bahasa Jakut sekarang gimana). Baik narasi maupun dialognya. Kadang baku dan formal juga. Nggak konsistem jadinya. Baiknya (selera orang beda ya), seperti buku dan novel pada umunya, narasi ditulis dengan penulisan standar Bahasa Indonesia umum, dan dialog kasual dan bebas sesuai budaya latar kisahnya.
Yah, ujung-ujungnya masalah ada di penyuntingan dan pembuatan buku. Namun, tetap suka dengan bukunya. Underrated. Rating (personal) novel Cintaku di Lockdown:
Baca juga: Review Novel Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah
Posting Komentar