57GSGOUiym0RjqT60gh80ahb2hanHpOxHlTDFWHw
Bookmark

Review Novel Kami Bukan Sarjana Kertas

Review Novel Kami Bukan Sarjana Kertas

DISCLAIMER!

Review berikut adalah opini personal penulis. Pembaca diminta untuk jangan terlalu diambil hati karena ini adalah ditulis sesuai selera penulis. Mengutip lupa dari siapa:

Review atau ulasan adalah karya dalam bentuk tulisan atau lainnya yang berisi informasi, baik fakta maupun opini, dari yang membuatnya. Review merupakan karya subjektif, yaitu berisi informasi, baik fakta atau opini, milik pembuatnya, yang dibuat secara objektif, yaitu tanpa pengaruh pihak luar.

Blurb dan Sinopsis Novel Kami Bukan Sarjana Kertas

Di Kampus UDEL, terjebaklah tujuh mahasiswa yang hidup segan kuliah tak mau. Mereka terpaksa kuliah di kampus yang Google saja tak dapat mendeteksi. Cobalah sekarang Anda googling "Kampus UDEL," takkan bertemu!

Alasan mereka masuk UDEL macam-macam. Ada yang otaknya tak mampu masuk negeri, ada yang uang orangtuanya tak cukup masuk swasta unggul, ada pula yang karena... biar kuliah aja.

Hari pertama kuliah, Ibu Lira Estrini - dosen konseling yang masih muda - menggemparkan kelas dengan sebuah kejadian gila, lucu dan tak masuk akal. Ia membawa sekotak piza dan koper berisi tikus. Seisi kelas panik, tapi anehnya, semangat para mahasiswa buangan ini justru terbakar untuk berani bermimpi!

Akankah mereka bertahan di kampus yang amburadul ini? Sekalipun iya, bisakah mereka jadi sarjana yang tidak sekadar di atas kertas?

Buku ini wajib dibaca pelajar SMA, mahasiswa, para orangtua, karyawan, petinggi perusahaan, para pengambil kebijakan di institusi pendidikan, anak start-up, anak muda berkarya, pengemudi ojek online, abang ondel-ondel, hingga Presiden Korea Utara agar kita dapat memutuskan seberapa penting sebenarnya nilai sebuah ijazah.

-------

Tiap kita punya musuh besar.

Ia hadir lebih menakutkan dari kegelapan.
Menyengat lebih panas dari Aldebaran.
Lebih berbahaya dari bisa King Cobra yang melumpuhkan.
Lebih dingin daripada kutub Bumi yang membekukan.

Di mana musuh itu berada? Dalam jiwa kita sendiri.
Cara menaklukkannya? Engkau sendiri yang tahu, kawan.

-------

Plot dan Jalan Cerita Novel Kami Bukan Sarjana Kertas

Ogi berasal dari keluarga yang bisa dibilang miskin. Tetapi, orang tua Ogi ingin Ogi bisa memiliki pendidikan yang baik hingga perguruan tinggi. Atas permintaan orang tuanya, Ogi akhirnya mau untuk melanjutkan pendidikan setelah lulus SMA.

Di kuliah, Ogi bertemu teman-teman baru. Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Bersama-sama mereka saling dukung untuk menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.

Review dan Ulasan Novel Kami Bukan Sarjana Kertas

Desain sampulnya lumayan, gua dapat yang desain karakter hewan. Tapi lebih suka desain sampul polos kayak potongan kertas mirip orang (lupa sebutannya).

Karakternya mantap, punya latar belakang masing-masing dan pengembangan karakternya bagus tapi nggak ada fokus karakternya. Tiba-tiba karakter A berkembang terus hilang, terus karakter B berkembang terus hilang, terus aja gitu. Gua paham mungkin penulis ingin membagi porsi cerita masing-masing karakter, tapi malah jadi nggak fokus. Hingga akhir nggak bisa menentukan mana protagonis utama, serta karakter pendamping. Antagonisnya kurang dieksplorasi, muncul sesekali, bikin konflik besar, terus hilang nggak tau nasibnya.

Jalan ceritanya sangat acak. Serba kebetulan. Yah, karena jenis ceritanya itu Slice of Life, bisa dimaklumi kalau terjadi hal-hal tak terduga selayaknya kehidupan nyata manusia. Namun, pastinya sebuah kejadian ada penyebabnya (sebab-akibat), tapi di sini kadang terjadi begitu aja dan berlalu begitu aja.

Review Novel Kami Bukan Sarjana Kertas

Narasinya ada 2 lapisan. Dari sisi karakternya dan dari sisi penulisnya.

Sangat suka dengan narasi dari sisi karakter yang dijelaskan mengalami banyak hal, ini dan itu. Sementara narasi dari sisi penulis, sangat-sangat nggak banget. Daripada disebut menceritakan sebuah kisah, narasinya lebih ke menasehati.

Ya, ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bisa memperoleh wejangan kehidupan vs. menggurui. Perspektif pembaca. Guanya lebih suka narasi biasa aja tanpa intervensi nasehat kehidupan agar pembaca menebak-nebak dan menemukan sendiri makna ceritanya daripada harus dijelaskan terang-terangan dari narasi penulis. Rating (personal) novel Kami Bukan Sarjana Kertas:

3.5
Skripsi Ogi penuh motivasi

Baca juga: Review Novel Kami Bukan Fakir Asmara

Video Review dan Ulasan Novel Kami Bukan Sarjana Kertas

Posting Komentar

Posting Komentar