DISCLAIMER!
Review berikut adalah opini personal penulis. Pembaca diminta untuk jangan terlalu diambil hati karena ini adalah ditulis sesuai selera penulis. Mengutip lupa dari siapa:
Review atau ulasan adalah karya dalam bentuk tulisan atau lainnya yang berisi informasi, baik fakta maupun opini, dari yang membuatnya. Review merupakan karya subjektif, yaitu berisi informasi, baik fakta atau opini, milik pembuatnya, yang dibuat secara objektif, yaitu tanpa pengaruh pihak luar.
Blurb dan Sinopsis Novel Rumah di Perkebunan Karet
Rumah kami berjarak beberapa puluh meter lagi, tapi telunjuk Wahyu yang bergetar menunjuk ke sana. Dengan bantuan cahaya lampu motor yang tidak terlalu terang, aku melihat rombongan pembawa keranda berhenti tepat di halaman rumah kami.
Mereka berdiri menghadap pintu depan. “Matikan lampu,” aku berbisik. Ketika lampu motor sudah mati, semua menjadi gelap. Aku melihatnya. Sosok-sosok itu masih berdiri di depan rumah.
Ternyata terdapat lubang. Liang kubur. Aku takut setengah mati. Entah sejak kapan liang kubur itu ada di sana dan siapa pula yang dikubur? Semua hal itu terjadi di rumah, di perkebunan karet.
Plot dan Jalan Cerita Novel Rumah di Perkebunan Karet
Heri, seorang pria yang saat itu sedang menganggur memperoleh sebuah pekerjaan. Karena pengalamannya dalam bidang perkebunan dan pertanian, Heri ditawari untuk menjaga dan mengelola sebuah perkebunan karet di daerah Lampung. Melihat kesempatan tersebut, Heri menerima tawaran tersebut.
Heri tidak sendiri, ada seorang pemuda yang juga menerima pekerjaan tersebut sebagai wakil mandor atau wakil Heri. Bersama-sama mereka akan mengelola perkebunan karet yang dulunya sempat terabaikan karena sengketa dan permasalahan hukum.
Di tengah perkebunan karet tersebut ada sebuah rumah yang akan menjadi tempat tinggal Heri dan Wahyu. Mesti posisinya berada di tengah kebun, tetapi juga berada di perbatasan kebun dan juga hutan. Karena lama tidak ditinggali, rumah tersebut kotor dan rusak di beberapa bagian.
Heri yang pertama kali tiba di perkebunan tersebut. Heri kemudian mulai membersihkan rumah tersebut agar bisa ditinggali. Sementara Wahyu akan tiba di perkebunan beberapa hari lagi.
Dan sejak malam pertama Heri tinggal di perkebunan dan rumah tersebut, teror pun dimulai. Bahkan Wahyu yang datang agak telat di teror dalam perjalanan di perkebunan tersebut.
Review dan Ulasan Novel Rumah di Perkebunan Karet
Jujur serem nih ceritanya untuk novel kali ini. Paling serem adalah cerita tentang sosok orang-orang berbaju hitam menggotong keranda mayat yang kadang muncul menatap tajam Heri dan Wahyu, wakil mandor. CREEPY.
PR yang masih terjadi di novel ini itu, nggak ada plot atau plotnya nggak jelas. Sebatas kumpulan cerita pengalaman horor Heri dan Wahyu. Narasinya juga masih repetitif dan redundan. Kedua buku, Rumah Teteh dan novel ini, lebih cocok disebut antologi dari pada novel. Sekedar kumpulan cerita serem di suatu tempat.
Gua malah menyukai cerita dari sisi Lukman, mandor sebelumnya, yang setelah mengurus perkebunan karet dan mengalami dan menyaksikan teror makhluk halus. Lukman kemudian mencari tahu penyebabnya. Sampai ditelusuri sejarah perkebunan tersebut. Mengungkap rahasianya. Nggak sebatas mengalami pengalaman horor dan udah selesai gitu aja.
Gua tau kalau novel ini mungkin diangkat dari kisah nyata pamannya penulis, tapi karena tujuannya itu ditulis dalam bentuk novel. Harusnya dibuat plot tertentu yang walau pun bukan kejadian sebenarnya akan membuat novel dan cerita di dalamnya lebih hidup dan menarik. Rating novel Rumah di Perkebunan Karet:
Baca juga: Review Novel Pengakuan Dosa
Posting Komentar