57GSGOUiym0RjqT60gh80ahb2hanHpOxHlTDFWHw
Bookmark

Review Film Dawn of the Planet of the Apes (2014)

Review Film Dawn of the Planet of the Apes (2014)

Ini adalah kelanjutan seri film The Planet of the Apes, dari yang sebelumnya yaitu Rise of the Planet of the Apes. Beriktu review film sci-fi Dawn of the Planet of the Apes (2014).

DISCLAIMER!

Review berikut adalah opini personal penulis. Pembaca diminta untuk jangan terlalu diambil hati karena ini adalah ditulis sesuai selera penulis. Mengutip lupa dari siapa:

Review atau ulasan adalah karya dalam bentuk tulisan atau lainnya yang berisi informasi, baik fakta maupun opini, dari yang membuatnya. Review merupakan karya subjektif, yaitu berisi informasi, baik fakta atau opini, milik pembuatnya, yang dibuat secara objektif, yaitu tanpa pengaruh pihak luar.

Deskripsi dan Sinopsis Film Dawn of the Planet of the Apes (2014)

Sebuah negara berkembang dengan kera yang berevolusi secara genetik yang dipimpin oleh Caesar terancam oleh sekelompok manusia yang selamat dari virus mematikan yang dilepaskan satu dekade sebelumnya.

Plot dan Alur Cerita Film Dawn of the Planet of the Apes (2014)

Di film keduanya, bercerita setelah 13 tahun berlalu semenjak insiden pelarian para kera yang berevolusi dari hasil percobaan peneliti di laboratorium Gen-Sys yang dipimpin oleh Caesar. Sejak saat itu, umat manusia hampir punah. Yang bertahan hidup hanya mereka yang kebal terhadap virus yang menyebar.

13 tahun yang lalu, ketika Caesar memimpin para kera yang berevolusi untuk mencari kebebasan, bukan hanya para kera yang bebas tetapi juga sebuah virus yang lolos dan bebas dari laboratorium Gen-Sys. Virus yang sama yang ada pada obat yang yang sedang dikembangkan oleh Will di laboratorium, obat yang sama yang dia suntikkan ke ayahnya dan ke ibunya Caesar hingga diwariskan ke Caesar.

Ketika sedang melakukan uji coba serum obat yang baru, terjadilah insiden. Kebocoran serum obat yang akan disuntikkan dan saat itu salah satu pegawai laboratorium yang akan memberikan serum obat tersebut tanpa sengaja melepas masker. Dari sanalah semua terjadi.

Virus yang ada dalam obat tersebut entah bagaimana tidak berefek ke para kera, tidak membuat sakit hingga mati. Sayangnya, tidak manusia. Virus tersebut menyerang manusia, membuat sakit dan mati dalam beberapa waktu.

Tingkat penyebaran juga sangat tinggi hingga setelah 13 tahun, yang masih hidup hanyalah mereka yang kebal terhadap virus tersebut dan itu hanya kurang dari 1% populasi manusia.

Setelah 13 tahun, Caesar dan kelompoknya yang berhasil bebas dan bermukim di hutan membuat sebuah koloni para kera. Caesar sudah mempunyai seorang istri dan seorang anak, Cornelia dan Blue Eye. Selama 13 tahun, koloni tersebut membesar dan setelah 13 tahun mereka tidak pernah lagi melihat manusia.

Tetapi, suatu hari ketika mereka sedang berburu di hutan. Tanpa sengaja mereka bertemu dengan sekelompok manusia dan dari hal inilah cerita di mulai.

Kelompok manusia tersebut dipimpin oleh Malcolm dan terdiri dari istri dan anaknya serta beberapa orang lain. Mereka adalah kelompok yang diutus untuk ke dam air di hutan oleh koloni manusia yang masih bertahan dan tinggal di kota. Malcolm dan kelompoknya berusaha untuk memperbaiki pembangkit listrik yang ada di sana agar koloninya bisa menggunakan listrik. Alasannya, saat itu koloni tersebut sudah mulai mengalami krisis bahan bakar untuk menyalakan listrik. Kelompok Malcolm pun bertemu kelompok Caesar yang sedang berburu tanpa sengaja. Caesar awalnya menyusir mereka dan Malcolm pun kembali ke kota. Tetapi, Malcolm yang demi masa depan anaknya tidak menyerah. Dia pun akhirnya memutuskan kembali ke hutan. Bertemu dengan Caesar dan meminta izin untuk memperbaiki pembangkit listrik. Caesar yang awalnya ragu akhirnya pun setuju. Tetapi, salah satu kera yang dipercaya Caesar, Koba, tidak setuju. Koba punya sejarah kelam dengan manusia dan dia membenci manusia. Dan inilah konfliknya.

Koba yang tidak suka manusia, benci manusia dan bahkan dendam terhadap manusia membuat sebuah rencana jahat. Dia melakukan kudeta, menyingkirkan Caesar sebagai pemimpin, memfitnah kalau hal tersebut merupakan ulah manusia dan menyulut perang antara kera dengan manusia. Kelompok yang sekarang dipimpin oleh Koba berhasil mengalahkan manusia dan menduduki kota. Untungnya, Caesar yang sebelumnya dicelakai Koba berhasil selamat dengan bantuan Malcolm. Caesar pun kembali, mencoba menghentikan Koba yang sudah gila. Akhirnya... kalian tonton deh. Seru. Biar ngga spoiler kalau kalian belum nonton karena masih ada lanjutan dan detail cerita yang menyentuh.

Review dan Ulasan Film Dawn of the Planet of the Apes (2014)

Postingan gua yang mengulas seri sebelumnya menyebutkan kalau ini adalah remake dan filmnya lebih baik, lebih bagus, lebih seru dari film aslinya. Masih sama dan gua ngga akan merupah pikiran gua, remake dari seri The Planet of the Apes ini memang sebagus itu. Di film keduanya ini, kita akan menemukan dan belajar banyak hal.

Tentang Caesar sebagai pemimpin yang bijaksana dan melakukan yang terbaik sebagai pemimpin kelompoknya, mencoba menyelamatkan kelompoknya dari tangan Koba yang sudah gila akibat dendam dan bencinya Koba terhadap manusia.

Caesar sebagai suami yang menyayangi istrinya, kalian bisa liat saat adegan Cornelia yang melahirkan anak kedua Caesar tapi akibatnya Cornelia jatuh sakit parah, Caesar rela melakukan apa pun untuk menyelamatkan istrinya bahkan membiarkan manusia yang belum dia percaya untuk menolong.

Ada juga Caesar sebagai ayah yang mencoba mendidik dan membimbing anaknya. Gua sih sangat kagum dan suka dengan karakter Caesar yang mempunyai wibawa, bijaksana, rela berkorban dsb. Bisa belajar banyak. Film yang menyentuh di pikiran serta hati. Menjadi seri kesukaan gua. Kalian harus nonton deh, ngga akan kecewa. Kita ketemu di ulasan gua untuk kelanjutan seri film ini. Sekian. Rating (personal) film Dawn of the Planet of the Apes (2014):

8.0
Penghianatan di tengah kekacauan

Baca juga: Review Film War for the Planet of the Apes (2017)

Sampai di sini, jangan lupa nonton agar kalian tetap waras dan terhibus. Sampai jumpa.

0

Posting Komentar