DISCLAIMER!
Review berikut adalah opini personal penulis. Pembaca diminta untuk jangan terlalu diambil hati karena ini adalah ditulis sesuai selera penulis. Mengutip lupa dari siapa:
Review atau ulasan adalah karya dalam bentuk tulisan atau lainnya yang berisi informasi, baik fakta maupun opini, dari yang membuatnya. Review merupakan karya subjektif, yaitu berisi informasi, baik fakta atau opini, milik pembuatnya, yang dibuat secara objektif, yaitu tanpa pengaruh pihak luar.
Blurb dan Sinopsis Novel Gadis Kretek
Soeraja adalah pemilik perusahaan Kretek Djagad Raja. Soeraja sedang sekarat karena sakit. Dalam tidurnya Soeraja sering kali memanggil seorang wanita bernama "Jeng Yah". Istrinya yang mengetahui itu cemburu, sementara ketiga anaknya--Tegar, Karim, dan Lebas-- kebingungan sekaligus penasaran akan sosok Jeng Yah.
Mengingat kondisi ayahnya yang tidak kunjung baik, akhirnya ketiga anak Soeraja memutuskan untuk pergi mencari wanita bernama Jeng Yah yang selalu disebut oleh ayahnya dalam tidur.
Plot dan Jalan Cerita Novel Gadis Kretek
Pak Raja sekarat. Dalam menanti ajal, ia memanggil satu nama perempuan yang bukan istrinya; Jeng Yah. Tiga anaknya, pewaris Kretek Djagad Raja, dimakan gundah. Sang Ibu pun terbakar cemburu terlebih karena permintaan terakhir suaminya ingin bertemu Jeng Yah. Maka berpacu dengan malaikat maut, Lebas, Karim, dan Tegar, pergi ke pelosok Jawa untuk mencari Jeng Yah, sebelum ajal menjemput sang Ayah.
Perjalanan itu bagai napak tilas bisnis dan rahasia keluarga. Lebas, Karim dan Tegar bertemu dengan buruh bathil (pelinting) tua dan menguak asal-usul Kretek Djagad Raja hingga menjadi kretek nomor 1 di Indonesia. Lebih dari itu, ketiganya juga mengetahui kisah cinta ayah mereka dengan Jeng Yah, yang ternyata adalah pemilik Kretek Gadis, kretek lokal Kota M yang terkenal pada zamannya.
Baca juga: Review Novel Laut Bercerita
Apakah Lebas, Karim dan Tegar akhirnya berhasil menemukan Jeng Yah?
Gadis Kretek tidak sekadar bercerita tentang cinta dan pencarian jati diri para tokohnya. Dengan latar Kota M, Kudus, Jakarta, dari periode penjajahan Belanda hingga kemerdekaan, Gadis Kretek akan membawa pembaca berkenalan dengan perkembangan industri kretek di Indonesia. Kaya akan wangi tembakau. Sarat dengan aroma cinta.
Review dan Ulasan Novel Gadis Kretek
Untuk sampul gua nggak bisa berkomentar banyak sih. Sampul buku edisi yang gua baca diambil dari desain salah satu merk kretek, Kretek Gadis, yang ada di dalam novel. Oke aja, karena juga mewakili salah satu tokoh yang menjadi cerita di novel.
Gua suka cerita dan plotnya. Sederhana, permintaan terakhir sebelum ajal seseorang yang ingin bertemu dengan kekasih pertamanya untuk berterima kasih atau meminta maaf. Orang yang dimintai akan berusaha mengabulkannya. Kita akan mengikuti perjalanan beberapa tokoh untuk mencari orang yang dimaksud.
Baca juga: Review Novel Botchan
Sejujurnya, bagian tokoh antara bagus dan jelek. Bagusnya ialah tokoh dideskripsikan dan diceritakan latar belakangnya dengan baik dan detail, bahkan untuk karakter sampingan yang sekedar lewat. Namun, ada juga yang sebenarnya tokoh penting di novel yang masih misterius tanpa diketahui latar belakangnya lebih detail.
Untuk penulisan dan penggunaan bahasa daerah, bahasa Jawa, gua suka karena sangat menggambarkan latar tempat cerita. Sayangnya, nggak sepenuhnya diterjemahkan dan terjemahannya diletakkan pada penutup bab, di hampir setiap bab. Gua harus bolak-balik halaman untuk sekedar tahu artinya karena gua nggak bisa bahasa Jawa dan menerka-nerka artinya untuk yang nggak ada terjemahannya. Lebih menyukai (referensi personal) kayak di buku lain, untuk bahasa asing atau daerah ditulis miring, dikasih nomer agar bisa dibuat terjemahannya pada catatan kaki di bawah/akhir halaman.
Dan terakhir. Gua kurang suka (selera ya) bagian narasi oleh karakter Lebas. Memberikan kesan gosip, julid, di mana Lebas selalu mengomentari sesuatu hal. Rating (personal) novel Gadis Kretek:
Baca juga: Review Novel Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah
Baca juga: Review Novel Cintaku di Lockdown
Posting Komentar